Oleh Richard C. Paddock
JAKARTA—Duta Besar Amerika Serikat (AS) Robert O. Blake pada Selasa meminta pemerintah Indonesia menyelidiki dugaan penyiksaan terhadap para petugas kebersihan dalam kasus pelecehan seksual di Jakarta Intercultural School (JIS). Menurut Blake, investor dan negara asing memonitor kasus ini dari dekat.
Lima petugas kebersihan tersebut telah divonis, Senin kemarin. Empat di antaranya telah mengaku, meski mereka lantas menarik pengakuan dan mengklaim telah disiksa aparat. Keempatnya divonis delapan tahun penjara, sementara petugas kebersihan kelima—yang tidak pernah mengeluarkan pengakuan—dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Dua staf pengajar sekolah bergengsi yang dulu bernama Jakarta International School itu tengah menjalani proses pengadilan untuk kasus pelecehan seksual atas seorang anak laki-laki yang sama dan dua murid lainnya.
Berikut pernyataan Duta Besar Blake:
“Kami mengetahui vonis dalam kasus terkait petugas kebersihan JIS karena kami telah mengikuti kasus ini dengan minat yang besar. Perlindungan dan kesejahteraan anak-anak adalah prioritas yang sangat penting bagi pengajar, penegak hukum, kami semua, dan semua dugaan pelecehan harus dianggap serius dan diselidiki. Meski demikian, kami prihatin bahwa proses investigasi dalam kedua kasus ini—dan tuduhan bagi pengajar JIS—memicu pertanyaan serius soal standar bukti-bukti yang dipakai.
“Kami juga prihatin perihal klaim pihak pembela terdakwa bahwa polisi memakai kekerasan terhadap terdakwa untuk mendapat pengakuan, dan kami berharap lembaga yang berwenang akan menyelidiki klaim tersebut.
“Masyarakat internasional di sini, investor asing, dan pemerintah negara asing semuanya mengikuti kasus ini dan kasus pengajar JIS dari dekat. Hasil kasus-kasus ini, dan apa yang dipetik darinya soal aturan hukum di Indonesia, akan membawa dampak signifikan bagi reputasi Indonesia di luar negeri.”